Loading...

Please wait...

Toggle Sidebar
Entertainment

Mengenal Penyakit Kusta

Mengenal Penyakit Kusta image

Mengenal Penyakit Kusta

(oleh dr. Raden Vasthu Broto Ariyo, MARS)

 

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M. leprae). Penyakit kusta dikenal juga dengan nama Morbus Hansen atau lepra. Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha yang berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa (mulut) saluran pernafasan bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang dan testis. Cara penularan belum diketahui dengan pasti, hanya berdasarkan anggapan yang klasik ialah melalui kontak langsung antar kulit yang lama dan erat. Anggapan kedua ialah secara inhalasi, sebab M. leprae masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet. Kusta menyerang semua umur dari anak-anak hingga dewasa. Faktor sosial ekonomi memegang peranan, makin rendah sosial ekonomi makin subur penyakit kusta, sebaliknya sosial ekonomi tinggi membantu penyembuhan. Kusta masih menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati peringkat ketiga kasus kusta terbanyak hingga 2022 lalu. Penderita kusta terbanyak pada 2022 ditempati India dengan sekitar 70.000-80.000 kasus baru. Urutan kedua ditempati Brasil dengan penderita kusta sebanyak 25.000-30.000 kasus baru. Sementara Indonesia menempati urutan ketiga dengan total penderita kusta sebanyak 17.000-18.000 kasus baru.

(Sumber: Halodoc)

 

Berikut adalah tanda dan gejala penyakit kusta secara umum:

1.      Perubahan pada Kulit

a)      Bercak kulit yang pucat atau kemerahan: Salah satu gejala awal kusta adalah munculnya bercak atau lesi pada kulit yang dapat tampak lebih terang atau lebih gelap dibandingkan dengan kulit di sekitarnya. Lesi ini sering kali tidak terasa sakit dan dapat hilang rasa atau mati rasa saat disentuh.

b)      Bercak atau nodul (benjolan) keras: Bercak atau benjolan yang keras dan tidak terasa sakit bisa muncul di kulit, sering kali di wajah, tangan, atau kaki.

c)      Lesi yang tidak sembuh atau menyebar: Lesi kulit bisa menyebar dan berkembang jika tidak segera diobati.

2.      Gangguan Saraf

a)      Kehilangan sensasi atau mati rasa: Kusta dapat merusak saraf-saraf yang ada di kulit, menyebabkan kehilangan sensasi atau rasa pada area tertentu, terutama di tangan, kaki, dan wajah.

b)      Rasa terbakar atau kesemutan: Beberapa orang mungkin merasakan sensasi aneh seperti terbakar, kesemutan, atau gatal yang disebabkan oleh kerusakan saraf.

c)      Lumpuh atau kelemahan pada otot: Kerusakan saraf yang parah dapat menyebabkan kelemahan otot, terutama di tangan atau kaki. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menggerakkan jari atau anggota tubuh lainnya.

3.      Kerusakan pada Struktur Tubuh

a)      Pengerutan atau deformitas: Kusta yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf dan jaringan tubuh, yang berujung pada deformitas, seperti jari tangan atau kaki yang melengkung, atau hidung yang rusak.

b)      Kehilangan jari tangan atau kaki: Pada tahap yang lebih lanjut, kehilangan jari tangan atau kaki bisa terjadi akibat kerusakan saraf dan infeksi sekunder yang tidak diobati.

4.      Gejala Sistemik (Seluruh Tubuh)

a)      Demam ringan: Beberapa orang dengan kusta bisa mengalami demam ringan, meskipun ini bukan gejala yang umum.

b)      Kelelahan atau penurunan energi: Penderita kusta mungkin merasa lebih lelah dari biasanya karena infeksi kronis yang berlangsung dalam tubuh.

5.      Tanda-Tanda Infeksi Lainnya

Pembengkakan kelenjar getah bening: Pada beberapa kasus, kusta dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening, yang berfungsi untuk menyaring bakteri dan partikel asing dari tubuh.

 

Jika anda atau seseorang yang anda kenal mengalami gejala-gejala di atas, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis. Kusta dapat diobati dengan obat-obatan multidrug therapy (MDT), yang sangat efektif jika diberikan lebih awal. Pengobatan yang tepat dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Jika gejala tersebut muncul, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang segera.

 

Referensi:

Guidelines for the Diagnosis, Treatment and Prevention of Leprosy. WHO. 2018: https://www.who.int/publications/i/item/9789290226383