Loading...

Please wait...

Toggle Sidebar
Education

Fluor Albus: Keputihan yang Wajib Dikenali oleh Setiap Wanita

2025-02-11
Fluor Albus: Keputihan yang Wajib Dikenali oleh Setiap Wanita image

Flour Albus yang dikenal dengan keputihan  merupakan masalah umum yang sering dialami oleh banyak wanita. Maternal Disease Obstetric Caribean (MDOC) di Amerika menyebutkan bahwa keputihan banyak dialami oleh wanita 72.3% adalah wanita usia subur (WUS) dan 27,7 % pada pasangan usia subur (PUS). WHO melaporkan jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan adalah sebanyak 75%, sedangkan wanita Eropa yang pernah mengalami keputihan sebesar 25%. Di Indonesia sekitar 90% wanita berpotensi mengalami keputihan. Ini dikarenakan negara Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis, sehingga jamur dengan mudah berkembang dan mengakibatkan banyaknya kasus keputihan.

Didefinisikan sebagai keluarnya cairan selain darah dari saluran vagina yang tidak biasa, berbau atau tidak, disertai rasa gatal di area sekitarnya. Penyebab terjadinya fluor albus  dibedakan  secara fisiologis dan  patologis. Fluor albus  fisiologis disebabkan oleh kelenjar pada serviks yang menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolini. Sekret vagina juga disebabkan oleh aktivitas bakteri yang hidup pada vagina normal. Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi. Sedangkan Fluor albus patologis dapat timbul karena radang yang disebabkan oleh trikomoniasis, kandidiasis, gonore, vaginitis senilisendoservitis akut atau kronis, vaginitis hemofilus vaginalis, oleh iritasi zat kimia atau iritasi vagina akibat penggunaan jelly vagina, adanya benda asing seperti tampon, IUD dan tumor yang dapat berupa tumor jinak, seperti polip, mioma uteri, kista atau dapat berupa tumor ganas atau kanker serviks.

Penyebab Fluor Albus

 Penyebab fluor albus dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu fisiologis dan patologis:

1. Fluor Albus Fisiologis

Keputihan normal terjadi sebagai bagian dari mekanisme alami tubuh untuk membersihkan dan menjaga keseimbangan ekosistem vagina. Ciri-ciri fluor albus fisiologis meliputi:

                      Berwarna bening atau putih susu

                      Tidak berbau menyengat

                      Tidak menimbulkan gatal atau iritasi

                      Biasanya muncul pada masa ovulasi, kehamilan, atau menjelang menstruasi

Fluor albus fisiologis dapat dipengaruhi oleh perubahan hormon, seperti yang terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, atau stres.

2. Fluor Albus Patologis

Keputihan abnormal biasanya disebabkan oleh infeksi atau gangguan kesehatan lain. Beberapa penyebab utama fluor albus patologis meliputi:

a. Infeksi Jamur (Kandidiasis Vulvovaginal)

Infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans ini sering terjadi pada wanita yang mengalami perubahan keseimbangan flora normal vagina, seperti akibat konsumsi antibiotik, diabetes, atau kehamilan. Ciri khasnya meliputi:

                      Keputihan berwarna putih kental seperti susu atau keju

                      Disertai gatal dan iritasi pada vagina

                      Kadang menimbulkan rasa terbakar saat buang air kecil

b. Infeksi Bakteri (Bacterial Vaginosis - BV)

BV disebabkan oleh ketidakseimbangan flora bakteri di vagina, di mana bakteri anaerob berkembang lebih dominan dibanding Lactobacillus. Ciri-cirinya meliputi:

                      Keputihan berwarna abu-abu atau putih dengan bau amis yang khas

                      Bau semakin menyengat setelah hubungan seksual atau saat menstruasi

                      Tidak selalu menimbulkan gatal atau nyeri

c. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa IMS juga dapat menyebabkan fluor albus patologis, antara lain:

              Trikomoniasis (Trichomonas vaginalis): Keputihan berbusa, berwarna kuning kehijauan, berbau tidak sedap, dan sering disertai rasa gatal serta nyeri saat buang air kecil.

              Gonore dan Klamidia: Infeksi ini menyebabkan keputihan berwarna kuning atau hijau, sering kali disertai nyeri panggul dan nyeri saat berkemih.

d. Penyebab Lain

Selain infeksi, fluor albus patologis juga dapat disebabkan oleh:

                      Atrofi vagina: Penipisan dinding vagina akibat penurunan kadar estrogen, sering terjadi pada wanita menopause.

                      Reaksi alergi: Terhadap produk kebersihan vagina, deterjen, atau bahan pakaian dalam.

                      Kanker serviks: Keputihan yang berbau busuk dan bercampur darah dapat menjadi tanda kanker serviks stadium lanjut.

Diagnosis Fluor Albus

Untuk menegakkan diagnosis fluor albus, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:

            1. Anamnesis: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, karakteristik keputihan, serta faktor risiko seperti riwayat hubungan seksual dan penggunaan antibiotik.

            2. Pemeriksaan Fisik: Termasuk inspeksi organ genital untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi atau inflamasi.

            3. Pemeriksaan Mikroskopis: Sampel keputihan diambil untuk diperiksa di bawah mikroskop guna mendeteksi keberadaan jamur, bakteri, atau parasit.

            4. Tes pH Vagina: Fluor albus akibat infeksi bakteri biasanya memiliki pH lebih tinggi (>4,5), sementara infeksi jamur cenderung memiliki pH normal (4,5).

            5. Tes Kultur dan PCR: Jika diperlukan, tes laboratorium dapat dilakukan untuk mengidentifikasi patogen spesifik penyebab infeksi.

Penanganan Fluor Albus

Penanganan fluor albus tergantung pada penyebabnya:

1. Fluor Albus Fisiologis

Tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, wanita disarankan untuk menjaga kebersihan vagina dengan baik, menghindari sabun yang terlalu keras, dan mengenakan pakaian dalam berbahan katun agar area genital tetap kering.

2. Fluor Albus Patologis

                      Infeksi Jamur: Dapat diobati dengan antijamur seperti klotrimazol (topikal) atau flukonazol (oral).

                      Bacterial Vaginosis: Diobati dengan antibiotik seperti metronidazol atau klindamisin.

                      Infeksi Menular Seksual: Pengobatan tergantung pada jenis patogen, misalnya antibiotik untuk gonore dan klamidia, atau metronidazol untuk trikomoniasis.

Selain terapi medis, beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

                      Menghindari penggunaan douching yang dapat mengganggu keseimbangan flora vagina.

                      Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko IMS.

                      Mengonsumsi probiotik untuk membantu menjaga keseimbangan flora vagina.

                      Menjaga pola makan sehat dan mengelola stres untuk mendukung sistem imun.

Kesimpulan

Fluor albus adalah kondisi umum dalam dunia obstetri dan ginekologi yang dapat bersifat fisiologis maupun patologis. Fluor albus fisiologis tidak memerlukan pengobatan khusus, sedangkan fluor albus patologis memerlukan diagnosis dan terapi yang tepat. Dengan menjaga kebersihan area genital dan menerapkan gaya hidup sehat, wanita dapat mengurangi risiko keputihan abnormal serta menjaga kesehatan reproduksi secara optimal. Jika mengalami keputihan yang tidak biasa, disertai bau menyengat, gatal, atau nyeri, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi

- World Health Organization (WHO). (2022). Global Prevalence of Vaginal Discharge.  

- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Laporan Survei Kesehatan Reproduksi Wanita.  

- American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). (2021). Guidelines for the Management of Vaginal Discharge.  

- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines.