Bolehkah Berhubungan Seks saat Kehamilan?

Bolehkah Berhubungan Seks saat Kehamilan?

 

Raden Vasthu Broto Ariyo

Ibu hamil dan suaminya sering bertanya apakah berhubungan seks diperbolehkan atau tidak dalam masa kehamilan, dan apa konsekuensi yang mungkin timbul setelah aktivitas seksual tersebut. Dapatkah berhubungan seks digunakan untuk menginduksi persalinan? Kapan aman berhubungan seks setelah melahirkan?

 

Aktivitas seksual umum terjadi pada saat kehamilan, tetapi frekuensinya sangat bervariasi, dengan kecenderungan menurun seiring bertambahnya usia kehamilan.1 Penurunan aktivitas seksual mungkin disebabkan oleh mual, takut keguguran, takut membahayakan janin, kurang minat, tidak nyaman, kecanggungan fisik, takut pecah ketuban, takut infeksi atau kelelahan. Hasrat dan kepuasan seksual juga dapat dipengaruhi secara negatif oleh persepsi diri wanita tentang penurunan daya tarik. Biasanya, seiring bertambahnya usia kehamilan, akan terjadi penurunan pencapaian orgasme dan kepuasan seksual, serta peningkatan rasa sakit saat berhubungan seksual.2 Berhubungan seks selama kehamilan aman dilakukan, namun perlu diwaspadai ketika ibu hamil memiliki kondisi sebagai berikut:3,4

  1. Awal kehamilan (Trisemester 1).
  2. Diduga terjadi pecahnya ketuban.
  3. Riwayat keguguran sebelumnya.
  4. Sedang dalam pengobatan atau mempunyai keluhan dan faktor risiko ke arah infeksi genital.
  5. Kehamilan Kembar (Gemelli).
  6. Riwayat keluar darah/ perdarahan saat melakukan hubungan seksual.
  7. Kehamilan dengan kondisi plasenta previa.
  8. Riwayat melahirkan premature.

 

Berhubungan seks saat hamil adalah hal yang normal. Ada sedikit kontra indikasi yang terbukti, risiko hubungan seksual pada kehamilan pun berisiko rendah, namun ibu hamil dan suaminya perlu diberikan edukasi yang tepat, antara lain seperti:5

  1. Bila pada saat berhubungan seksual ditemukan tanda bahaya seperti perdarahan, anjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan.
  2. Gunakan kondom selama berhubungan seksual untuk mencegah penularan infeksi.
  3. Jangan sampai berhubungan seksual membuat ibu hamil kelelahan.
  4. Walaupun hubungan seksual aman dilakukan saat kehamilan dan selama warning sign tidak muncul, namun hal tersebut tidak mengesampingkan kewajiban ibu hamil untuk rutin kontrol kehamilannya ke dokter spesialis kandungan.

 

Ibu hamil dengan kehamilan yang berisiko rendah harus merasa nyaman saat melakukan aktivitas seksual. Ada beberapa posisi hubungan intim yang disarankan berdasarkan trimester kehamilan. Saat memasuki trimester kedua, dapat dilakukan dengan posisi Woman on Top, karena posisi ini dianggap paling nyaman dilakukan oleh ibu hamil. Karena ibu akan lebih mudah dalam mengontrol kedalaman penetrasi. Kemudian saat trimester ketiga, saat janin sudah mulai membesar, disarankan menggunakan posisi Spooning atau Cudling. Posisi tersebut nyaman bagi ibu hamil, karena tidak ada tekanan terhadap perut.6

 

Referensi

  1. Kontoyannis M, Katsetos C. Sexual Intercourse During Pregnancy. Heal Sci J. Published online 2012.
  2. Jones C, Chan C, Farine D. Sex in Pregnancy. C Can Med Assoc J. 2011;183(7):815.
  3. Hasani M, Keramat A, Maasoumi R, Farjamfar M, Yunesian M, Afshar B. The Frequency of Vaginal Intercourse During Pregnancy: A Systematic and Meta-Analysis Stud. Aras Part Med Int Press. 2019;7:1-9. Accessed April 29, 2023. http://www.ijwhr.net
  4. Jawed-Wessel S, Sevick E. The Impact of Pregnancy and Childbirth on Sexual Behaviors: A Systematic Review. J Sex Res. 2017;54(4-5):411-423. doi:10.1080/00224499.2016.1274715
  5. Alizadeh S, Riazi H, Majd HA, Ozgoli G. The Effect of Sexual Health Education on Sexual Activity, Sexual Quality of Life, and Sexual Violence in Pregnancy: A Prospective Randomized Controlled Trial. BMC Pregnancy Childbirth. 2021;21(1):1-11.
  6. Belem JM, Pereira EV, Alves MJH. Function, Practices and Sexual Positions of Pregnant Women. Rev Enferm UFPE line. Published online March 2018.