Janin kecil di masa kandungan, apa yang perlu diperhatikan?

Janin kecil di masa kandungan, apa yang perlu diperhatikan?

Dibuat oleh :   dr. Allan Taufiq Rivai, Sp.OG

(Dokter Spesialis Obstetri & Gibekologi RS Permata Cibubur)

 

Janin dikatakan kecil apabila pada usia hamil tertentu, perkiraan berat janin berada pada nilai 10% terbawah dari berat janin yang umum di usia hamil tersebut. Artinya, bila diilustrasikan terdapat 100 janin pada suatu usia kehamilan tertentu, maka 10 janin di antaranya yang memiliki berat paling rendah dapat dikatakan janin kecil.

Berat janin secara normal sangat dipengaruhi banyak hal, di antaranya faktor nutrisi, tinggi dan berat badan orang tua, riwayat berat orang tua saat mereka dilahirkan, etnis, hingga jenis kelamin janin.

Janin bisa menjadi kecil karena kombinasi berbagai faktor di atas, dan dalam keadaan tersebut janin umumnya berada dalam kondisi sehat. Akan tetapi, pada beberapa kondisi lainnya, janin menjadi kecil karena dirinya tidak tumbuh seperti seharusnya, suatu kondisi yang dikenal dengan pertumbuhan janin terhambat. Penyebab pertumbuhan janin terhambat antara lain 1) Plasenta yang tidak berkerja sebagaimana mestinya, termasuk karena adanya masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan; 2) adanya infeksi selama kehamilan yang menyebabkan janin kecil; 3) Adanya masalah genetik atau kelainan perkembangan dari sang janin itu sendiri.

Beberapa pola hidup turut berkontribusi terhadap kejadian pertumbuhan janin terhambat, misalnya merokok, aktivitas fisik yang terlalu berlebihan, dan pola makan yang tidak sehat, sehingga salah satu upaya untuk mengurangi risiko pertumbuhan janin terhambat adalah dengan meninggalkan pola hidup yang tidak sehat tersebut. Beberapa kondisi lain juga turut berkontribusi pada kejadian pertumbuhan janin terhambat, seperti usia ibu di atas 40 tahun atau ibu hamil yang memiliki penyakit hipertensi, penyakit ginjal, ataupun komplikasi diabetes.

Janin yang kecil tetapi berada dalam kondisi sehat umumnya tidak berisiko bagi dirinya di masa mendatang. Sebaliknya, janin yang kecil karena pertumbuhan janin terhambat memiliki beberapa risiko, mulai dari kehilangan janin dalam kandungan hingga kondisi sakit berat saat baru dilahirkan yang membutuhkan perawatan intensif. Janin yang kecil karena pertumbuhan janin terhambat juga memiliki risiko bagi dirinya di masa mendatang saat dewasa nanti, di mana mereka lebih rentan mengalami penyakit kardiovaskular.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) selama kehamilan memiliki peran yang sangat vital dalam mendeteksi janin kecil, serta untuk membedakan apakah janin kecil ini tergolong dalam janin kecil yang sehat, atau merupakan janin kecil yang terjadi akibat pertumbuhan janin terhambat. Pemeriksaan USG secara rutin sejak awal kehamilan – setidaknya sejak usia kehamilan 12 minggu dan selanjutnya kontinyu sesuai jadwal yang dianjurkan dokter – berguna untuk memantau pertumbuhan janin dan mendeteksi kemungkinan terhambatnya pertumbuhan janin. Selain memantau berat janin, USG juga dilakukan untuk menilai kondisi cairan ketuban serta aliran darah janin, yang kesemuanya dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui kesejahteraan dari janin kecil tersebut. Pada akhirnya, upaya deteksi ini akan menjadi dasar dalam menentukan penanganan lanjutan yang tepat, baik untuk pengelolaan selama kehamilan, maupun hingga perencanaan persalinan sang buah hati.

 

Referensi :  

Royal College of Obstetricians and Gynecologists. Having a small baby. Published: October 2014.