Hubungan Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan Amandel

Hubungan Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan Amandel

Dibuat oleh :   dr. Putri Monasari, Sp.THT-KL (Spesialis THT – Bedah Kepala & Leher)

 

  • Apa Itu OSA?

Obstructive Sleep Apnea (OSA)  adalah gangguan tidur yang berkaitan dengan gangguan pernapasan saat tidur (sleep disorder breathing). Kondisi ini disebabkan oleh adanya obstuksi atau sumbatan jalan napas, sehingga napas dapat berhenti sesaat. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya kekurangan oksigen hingga terbangun dari tidur karena merasa tercekik.

Hambatan pada jalan napas dapat menyebabkan kadar oksigen di dalam darah menurun, sehingga otak akan memunculkan respons bertahan hidup dengan cara memberi sinyal untuk bangun dari tidur agar bisa menghirup oksigen kembali.

“OSA dapat terjadi berulang kali saat tidur, di mana salah satu gejala utamanya adalah mendengkur. Jika terjadi terlalu sering, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur penderitanya”.

  • Apa Hubungannya dengan Amandel

Seseorang dengan OSA bisa saja memiliki lebih dari satu faktor pemicu. Adapun beberapa faktor tersebut, di antaranya:

  • Kelebihan berat badan dan obesitas
  • Usia, risiko OSA meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin, secara umum, pria memiliki kemungkinan 2 hingga 3 kali lebih besar untuk mengalami OSA dibandingkan wanita sebelum menopause.
  • Penyebab struktural, seperti memiliki bentuk rahang bawah yang kecil (micrognathia) atau rahang bawah terlalu mundur (retrognathia). Selain itu, polip di hidung, bengkak pada konka hidung serta seseorang dengan lidah, amandel, kelenjar gondok, dan lingkar leher yang besar juga berisiko untuk mengalami OSA.
  • Kondisi genetik, dapat memengaruhi bentuk kepala dan leher, seperti sindrom Prader-Willi atau down syndrome.

Amandel adalah kondisi peradangan pada kelenjar amandel seseorang. Pada kondisi peradangan kronis atau lama, amandel membesar hingga bahkan menutupi saluran pernapasan, terutama ketika tidur. Karena nya amandel berhubungan dan mungkin menjadi penyebab dari OSA.

 

  • Kapan dilakukan Pengobatan pada Pasien OSA?

Pengobatan pada pasien OSA terutama berdasarkan pada penyebabnya. Pilihan pengobatan untuk mengatasi OSA terdiri dari terapi bedah dan non bedah. Pilihan terapi non bedah dapat dengan merubah gaya hidup, menurunkan berat badan, menghentikan kebiasaan konsumsi rokok, alkohol dan sebagainya. Untuk menurunkan gejala mendengkur dapat juga dengan menggunakan alat continuous positive pressure (CPAP). Sedangkan pilihan terapi bedah dapat dipertimbangkan jika kondisi pasien tidak memungkinkan atau tidak akan memberikan hasil yang efektif dengan menggunakan terapi non bedah. Pilihan terapi bedah untuk mengobati OSA, antara lain operasi pengangkatan jaringan yang menutupi saluran napas atas seperti misalnya pembesaran jaringan amandel.

 

Jika mengalami gangguan pernapasan saat tidur, mendengkur serta terbangun dengan mulut kering, baik pada anak-anak, remaja dan dewasa, mungkin itu adalah tanda-tanda OSA. Untuk memastikannya dan menghindari risiko komplikasi, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke RS Permata Cibubur. Karena di RS Permata Cibubur telah dilengkapi dengan endoskopi yaitu alat penunjang untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap penyebab terjadinya OSA.