ELEKTROMIOGRAFI & STUDI KONDUKSI SARAF

ELEKTROMIOGRAFI & STUDI KONDUKSI SARAF

Oleh: dr. Lamia Aisha, Sp.N

 

Elektromiografi (EMG) merupakan suatu prosedur pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai kondisi otot, saraf ataupun keduanya. Pada EMG, akan dilakukan perekaman aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot dan saraf, yang bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pada fungsi saraf, otot, maupun gangguan pada transmisi sinyal dari saraf ke otot.

Umumnya, pemeriksaan EMG dilakukan bbersamaan dengan pemeriksaan studi konduksi hantaran saraf (KHS). KHS dapat digunakan untuk menilai adanya kerusakan saraf yang menyebabkan munculnya keluhan seperti kesemutan, nyeri, kebas maupun kelemahan pada otot.

Jenis elektromiografi

  1. Elektromiografi invasif / Needle EMG (nEMG)

Pada nEMG, prosedur pemeriksaan yang dilakukan akan menggunakan elektrode berupa jarum halus dan tipis yang akan dimasukkan ke dalam otot melalui permukaan kulit. Pemeriksaan dengan nEMG dapat memberikan hasil yang lebih spesifik, terutama jika kelainan melibatkan otot-otot kecil yang lebih dalam. Akan tetapi, pemeriksaan nEMF berisiko menimbulkan rasa nyeri, sehingga terkadang menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien.

  1. Surface EMG (sEMG)

Pada sEMG, prosedur pemeriksaan menggunakan elektrode yang ditempelkan pada permukaan kulit, pada area yang mengalami keluhan. Prosedur ini dinilai lebih aman dan praktis, serta lebih nyaman bagi pasien, karena relatif tidak menimbulkan rasa nyeri. Akan tetapi, sEMG tidak bisa memberikan hasil maksimal pada kelainan yang melibatkan otot kecil dan dalam.

 

Fungsi elektromiografi dan studi konduksi saraf

Pemeriksaan EMG dan KHS banyak digunakan untuk menilai kelainan pada saraf tepi. Adapun gejala dari kelainan saraf tepi dapat berupa:

  • rasa nyeri, kesemutan
  • kebas
  • rasa seperti tersetrum, panas
  • kaku maupun kedutan otot
  • kelemahan dari otot.

Pemeriksaan EMG dan KHS dapat membantu untuk menegakkan diagnosis:

  • Saraf kejepit
  • Sindrom terowongan karpal / Carpal Tunnel Syndrom (CTS)
  • Polineuropati diabetikum
  • Neuropati perifer
  • Myasthenia gravis
  • Guillain barre syndrome
  • Miopati
  • Spasmofilia

Persiapan pemeriksaaan EMG dan KHS

Sebelum prosedur EMG dan KHS, sebaiknya sudah melalukan sesi konsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang akan melakukan prosedur.

Pada hari dilakukan pemeriksaan, sebaiknya pasien dapat melakukan hal berikut:

  • Mandi bersih sebelum pemeriksaan
  • Hindari menggukana krim, lotion
  • Hindari menggunakan benda-benda yang terbuat dari logam seperti jam tangan, perhiasan
  • Menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman
  • Jika ada kondisi medis khusus yang mengharuskan anda mengkonsumsi obat urtin, mohon menginformasikan pada dokter yang kana melakukan prosedur

Efek samping prosedur EMG dan KHS

Pemeriksaan EMG dan KHS termasuk prosedur yang relatif aman dilakukan dan jarang menimbulkan efek samping. Kemungkinan efek samping yang bisa terjadi adalah rasa nyeri dan perdarahan ringan atau bengkak, terutama pada pasien yang menjalani prosedur pemeriksaan nEMG.