ASI adalah makanan yang pertama dan utama bagi bayi. Bayi yang diberi ASI akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Oleh karena itu, sangat penting untuk setiap Ibu memberikan ASI saja ( ASI EKSKLUSIF ) selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Perlu disadari bahwa pemberian susu selain ASI, bukan membantu, tetapi akan me-nggagalkan pemberian ASI. Salah satu kendala memberikan ASI secara optimal adalah bila Ibu bekerja. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi, andaikan Ibu yang akan bekerja mempunyai pengetahuan yang cukup tentang cara mem- pertahankan ASI, tentu saja dengan edukasi dan konseling yang baik dari petugas kesehatan Pengetahuan seperti ini seharusnya telah diketahui sejak saat Ibu hamil.
WHO menganjurkan dalam masa antenatal Ibu yang hamil mendapatkan konseling laktasi oleh konselor laktasi minimal 2 kali pada kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu. Setelah bayi lahir, penting sekali bagi Ibu untuk menerima konseling laktasi agar ASI dapat dipertahankan. WHO menganjurkan dilakukan kontak laktasi pada inisiasi menyusui dini ( IMD) sesudah lahir, selama di rawat inap.
Kunjungan ke klinik laktasi dilakukan pada hari ke 7, ke 14 dan ke 40. Jadi, secara keseluruhan minimal dilakukan 7 kontak dengan konselor laktasi. Saat konseling Ibu hendaknya ditemani oleh Suami, boleh beserta calon Nenek / Kakek kedua belah pihak, karena dukungan Keluarga sangat menentukan keberhasilan menyusui untuk Ibu yang bekerja, menabung ASI perah dikerjakan pada saat Ibu masih cuti. Bisa dimulai kira – kira waktu bayi berumur 1 bulan, saat Ibu telah mantap menyusui.
Payudara dapat diperah dengan menggunakan tangan atau pompa ASI yang baik. Dipasaran tersedia pompa ASI manual maupun elektrik yang dapat digunakan secara mudah. ASI perah dapat disimpan di dalam freezer bersuhu kurang – 20 °C dapat bertahan 4 bulan, sedangkan pada freezer bersuhu kuran – 70 °C dapat bertahan 6 -12 bulan. Pada usia 1 bulan itu juga, dengan bimbingan seorang konselor lakstasi, pengasuh bayi diajarkan cara meminumkan ASI perah kepada bayi dengan gelas, sebelum pengasuh mengerjakan di depan konselor, bayi diposisikan setengah duduk, boleh dengan menggunakan selendang gendong, dipasang celemek di dada bayi. Pengasuh memasukkan bibir gelas pada mulut bayi sedemikian rupa sehingga ASI perah menyentuh lidah bayi. *Jangan menuangkan ASI perah kedalam mulut bayi, karena dengan sendirinya bayi akan menjilat ASI atau menghirupnya. Bila gelas kosong, isi kembali dengan susu dan berikan kepada bayi sampai ia tidak mau lagi(kenyang). Ibu meneruskan menabung ASI perahnya sampai tiba waktunya bekerja . Saat di kantor, Ibu harus mengosongkan payudaranya dengan cara memerah setiap 3 – 4 jam.
Payudara harus selalu dalam keadaan kosong, agar produksi ASI berlanjut. Bila Ibu membiarkan payudara dalam keadaan penuh, maka akan terjadi feedback inhibition ke Hipotalamus, sehingga otak akan mengurangi produksi ASI.